Minggu, 07 Agustus 2011

Asam Lambung Menyebabkan Nyeri Dada. Hoax atau Fakta?

Dr.Rhonda Souza dari Southwestern Medical Center pada mulanya melakukan uji coba menyambung esofagus (tenggorokan) tikus langsung ke duodenum (usus 12 jari).Kondisi ini dibuat untuk menciptakan kondisi GERD di mana asam lambung maupun asam empedu akan mudah mengalami refluks ke esofagus.Dengan kondisi ini diharapkan akan terjadi kerusakan mukosa lambung akibat paparan asam lambung/asam empedu. Akan tetapi ternyata hasilnya berbeda, esofagitis tidak diketemukan bahkan setelah beberapa minggu kondisi ini terus dilanjutkan. Hal ini berlawanan dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya, bahwa esofagitis pada GERD merupakan akibat langsung paparan asam lambung. Pada studi binatang sebelumnya, esofagus dipapar dengan asam konsentrasi pekat, dan jaringan esogafus terlihat mengalami kerusakan, akan tetapi asam lambung pada refluks tidak sedemikian pekatnya.

Setelah operasi penyambungan dilakukan, para peneliti berharap menemukan kematian sel-sel permukaan esofagus dan adanya proses kerusakan progresif menuju jaringan yang lebih dalaml; kenyataannya adalah sebaliknya. Tiga hari setelah operasi penyambungan, masih
tidak ditemukan kerusakan di permukaan sel, tetapi ditemukan adanya sel-sel inflamasi di jaringan esofagus yang lebih dalam.Sel-sel inflamasi ini tidak tampak di lapisan permukaan sampai 3 minggu setelah paparan asam. Dari sini diketahui bahwa ternyata refluks pada pasien GERD akan merangsang sel-sel esofagus untuk melepaskan sitokin, faktor proinflamasi yang menarik sel-sel radang menuju esofagus, menimbulkan peradangan yang merusak jaringan. Jadi esofagitis pada pasien GERD bukanlah akibat langsung paparan asamnya, melainkan melalui pelepasan sel-sel radang paparan yang dicetuskan refluks tersebut.Saat ini terapi GERD di antaranya dengan obat penekan sekresi asam lambung; akan tetapi jika ternyata temuan di atas nantinya memang teruji (masih diperlukan penelitian lanjutan), maka terapi GERD mungkin dapat ditujukan untuk mencegah pelepasan sitokin yang dapat mencetuskan pelepasan sel-sel inflamasi penyebab pertama kerusakan sel esofagus.Saat ini terapi GERD di antaranya dengan obat penekan sekresi asam lambung; akan tetapi jika ternyata temuan di atas nantinya memang teruji (masih diperlukan penelitian lanjutan), maka terapi GERD mungkin dapat ditujukan untuk mencegah pelepasan sitokin yang dapat mencetuskan pelepasan sel-sel inflamasi penyebab pertama kerusakan sel esofagus.Esofagitis pada penderita GERD (gastro esophageal reflux disease) sebenarnya bukan akibat langsung asam lambung/asam empedu yang menyebabkan kerusakan esofagus, melainkan karena reaksi imun yang terjadi.

GERD= kadang disebut juga GORD, keadaan dimana asam dari lambung tidak turun ke usus namun balik kembali ke atas menuju tenggorokan (esofagus) hingga sampai ke mulut.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/21_183Asamlambung.pdf/21_183Asamlambung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar